Welcome to Malia Nafia Rahayu's blog

Blog is the right place for me to share my mind

Sunday, June 30, 2013

Soulmate

love...
soulmate...
future...

one by one of my friends not become single again, they already find they soulmates, friend of life forever until they separate by the death. it's a very long journey to find your soulmate. of course you have many story with other person before you know your soulmate. even, you often hope that your boyfriend is your soulmate untuil the end but you don't guarantee it. it come back to destiny from our great God.

you do effort very hard in order to your boyfriend, the only person that you loved will become your friend in your home, will guide you to bright way, will lead you to passing difficult times, will  hold you tightly and never let you hurt.

we don't know who our soulmate untill the right time will come. and you don't guess person inside of you is your soulmate or not, it depends the destiny. you just can pray, become better person, leave everything in God, and believe that you'll find your your prince of dream.

i have one, two, three, four, even five friends who already say the pledge of allegiance each other to lead the life until the end, they fall in love in barokah ways. from the deeply heart, i really want to find who become my soulmate and promise each other to live together until the world end.

in my 20th years old, i want to become a  new Malia Nafia Rahayu, better person, believe in my pray that it will come true. my soulmate will come, the best and barokah person to my world and the next life. god, please listen my wish. give me the best prince to teach my children, to lead me into bright life, can motivate each other.


Thursday, June 20, 2013

Pada Akhirnya Harus Memilih

Perasaan..
Sampai saat ini aku tak tau bagaimana perasaanku, aku tak paham lagi akan tanda-tanda di hati ini, aku tak bisa menafsirkannya. Layaknya seorang yang baru mengenal sesuatu, belum mengenal dan memahaminya secara mendalam.

Semuanya terungkap saat semalam lisan itu memberitahuku tentang apa yang dirasakannya selama ini, selama aku menghindarinya, meningglkan, bahkan mengacuhkannya. Wajar bagi seseorang untuk menumpahkan perasaan dan membuat pengakuan tentang semua yang ia rasakan sebelum keadaan semakin memburuk. Tapi, akar dari segalanya adalah perbedaan kefahaman. Dari awal aku selalu menjelaskan segalanya, membuat ia mengerti dan dapat memahami bagaimana keadaanku. Memang salahku tak memberinya penjelasan secara gamblang dan to the point. Aku pikir ia dapat menafsirkannya, namun hatinya telah dicap untuk tidak bisa menafsirkannya.

Segala usaha telah kulakukan, waktu telah banyak terbuang, lama aku menunggu namun hasilnya semakin buruk. Benaknya telah semakin tercampuri dengan opini-opini buruk, ia pun mendekatkan diri dengan orang-orang yang tidak tepat, segalanya semakin memburuk. Tapi aku tak pernah menyerah, doaku selalu terpanjat untuknya.

Ketika dulu perasaan ini masih bersemi, menghindar, lalu sekarang saatnya semuanya dipertanggungjawabkan. Dimana aku yang dulu, sekarang seperti ini, tidak sama lagi. Aku melakukan semua ini karena ada alasan, keadaannya memang seperti ini.

Hati...
Hati ini kelabu, gelap, tak seterang hari kemarin..
Hati ini terus bergejolak memikirkan sesuatu yang tidak pasti, di lain sisi, datang lagi orang-orang baru dalam hidupku mengisi kekosongan ketika aku menghindarinya, hatiku terpaut pada mereka tak dipungkiri. Persamaan kefahaman dan keadaan yang sejalan membuatku tak pernah merasa berat dan menjadikan beban di dalam hari-hariku, namun jika aku ingat dia, hatiku gundah kembali.

Cinta..
Apa itu cinta? Aku tak mengerti dengan kata itu. Seharusnya cinta itu adalah hawa segar yang membawa ketenangan pada siapapun yang menghirupnya, cinta membawa kita menari keatas awan dan menikmati hidup tanpa beban sedikitpun.

Cintaku tak tahu pergi kemana, perasaan yag dulu kurasakan kini menghilang, namun aku tak kuasa untuk meninggalkannya, tak kuasa untuk melepaskannya, tak kuasa untuk menjauh sampai ajal datang. Suatu saat semua orang, termasuk diriku, harus memilih, apakah kau pilih cinta atau pilih kefahamanmu.

Demi segalanya, aku tak mau memilih, namun semuanya adalah pilihan, merelakan sesuatu, dan menerima qodar apa yang akan terjadi nanti. Butuh waktu untuk menenangkan diri dan menyadari bahwa segalanya adalah kenyataan yang harus dihadapi

-Malia Nafia Rahayu-
A true story about him