Perfeksionis, satu kata yang melambangkan kesempurnaan, tiada ampun jika terjadi kecacatan atau melenceng dari perencanaan awal yang begitu matang. Segalanya dimulai dari perencanaan yang begitu lama dan sangat matang, penuh kehati-hatian. Sifat ini melekat pada jiwa melankolis. Saya termasuk didalamnya. Selama ini saya selalu memberikan nasihat dan masukan pada orang-orang yang pernah mengikuti tes kepribadian dengan saya. Saya selalu mengatakan pada mereka "korban perfeksionis" untuk dapat menempatkan perfeksionitas mereka di posisi dan waktu yang tepat. Tidak melulu harus sempurna. Ya, saya bisa mengatakan itu pada orang lain. Namun implementasi pada diri sendiri ternyata cukup sulit. Hampir disetiap hal saya selalu berusaha perfect, apalagi pada hal yang berorientasi akademik, saya sangat ingin menjadi yang sempurna. Hal itu terlihat dari hasil pengerjaan tugas individu, kelompok, maupun ketika saya mengejar target diluar hal akademik. Satu alasan untuk selalu perfect
"I want to seen so bright, seen too extraordinary in front of people".
Lelah, capek, menguras banyak waktu dan tenaga yap itu semua saya lalui, termasuk dalam pengerjaan tugas akhir yang sedang saya garap sekarang ini. Saya sudah mencoba memperjuangkannya dari semester lalu, mencoba berkonsultai dengan dosen konsentrasi, banyak masukan, ada yang pro dan ada yang kontra mengenai topik yang akan saya ambil. Hati saya mantap untuk menyudahinya ketika dosen wali saya mengatakan untuk sebaiknya tidak meneruskan topik tersebut meskipun saya sangat menginginkannya. Saya hibernasi selama 1 bulan ke kota santri Kediri untuk menenagkan diri dari segala penat yang selama beberapa lama waktu ini saya rasakan. 1 bulan penuh kesunyian. Saya tenang disini.
Hingga akhirnya saya harus kembali ke Bandung dan pulang ke Bekasi dan mendengar desas desus teman-teman yang lain sudah menggarap skripsinya bahkan sudah terlampau jauh. Hati ini sempat galau, mengindikasikan saya menjadi korban perfeksionitas, saya kalah dalam mencapai target kesempurnaan saya. Namun saya tidak menyayangkannya, hibernasi saya selama 1 bulan insya Allah akan mendatangkan keberuntungan bagi saya. Meskipun rasa semangat yang dulu membara di dalam diri ini kini menghilang. Sampai akhirnya dosen pembimbing saya yang baik hati membuatkan target untuk saya untuk bisa lulus di awal tahun depan.
Semangat muncul lagi, namun tak bertahan lama, keterbatasan teori pada topik yang akan saya garap membuat saya harus berdiam diri di depan laptop berjam-jam setiap hari berminggu-minggu sampai akhirnya saya menemui titik jenuh, penat, dan mentok. Air mata ini mengalir dari mata saya, membasahi pipi dan saya curahkan segalanya ke teman-teman seperjuangan di PPM, untungnya ada mereka yang mampu menghibur saya dan memberikan banyak masukan. Titik jenuh tersebut saya lalui dengan baik, bimbingan ketiga kalinya saya di ACC meskipun harus revisi di tempat.
Rasa penasaran saya pada topik yang akan saya garap ini mengantarkan saya pada rumah dosen kami di Jalan Padasuka Bandung, saya bersama Yollanda, sahabat sekonsentrasi saya mengunjungi rumahnya dan berkonsultasi. Banyak masukan yang beiau berikan, ide brilliant datang tanpa batas. Ide brilliant membuka cakrawala penelitian saya, sempat saya ingin menambah judul, merevisi konsep, bahkan menjadikannya sangat lengkap, beliau mendukung...
Perencanaan matang pun saya buat, hingga menguras tenaga dan pikiran. Saya lelah, perencanaan ini membuat saya hanya berjalan di tempat. Saya berkonsultasi lagi dengan dosen konsentrasi yang lain..
Namun sepulang saya ke PPM, akan sangat berat jika saya garap semua ide-ide tersebut. Namun rasa perfeksionis ini tetap menyelimuti pikiran yang masih berubah. Lalu kami pun berkonsultasi pada dosen konsentrasi lainnya beliau cukup dekat dengan saya karena beliau pernah memberikan kerjasama proyek pada saya dna kebetulan saya dipercaya untuk menjadi ketuanya. Beliau mengatakan "Ayo cepat Fia dikerjakan, kamu ini sebenernya bisa cepat selesai, kamu tuh pinter, kenapa sih? banyak pertimbangan ya?" dengan polos saya menjawab "iya pak, sebearnya sudah dari semester lalu saya sudah mau mulai menggarap proyek tugas akhir ini, awalnya say punya ide untuk membahas womenpreneur namun ..............................." semuanya saya bicarakan pada beliau dan beliau menyayangkan karena topik womenpreneur tersebut tidak saya lanjutkan. Namun saya mendapat 1 poin penting dari hasil diskusi ini. Banyak orang yang menaruh harapan besar pada saya bahwa saya akan lulus cepat.
Yollanda mengatakan ini pada saya saat perjalanan pulang "Iya fi, kamu itu kalo aku lihat, mikirnya terlalu ribet, udah aja fokus di sistem remunerasinya.Anak-anak banyak yang nanya Fia udah sampe mana, pasti udah jauh ya. Karena kamu kelihatan pintern rajinnya, kalo aku mah enggak hehe". Tersentuh hati ini mendengarnya...
Dosen, temen-temen satu angkatan, kakak tercinta, semua menaruh harapan pada saya bahwa saya yang akan memenagkan kompetisi lulusan tercepat, mahasiswi berprestasi Administrasi Bisnis UNPAD. Air mata rasanya ingin membasahi pipi ini, dimana saya yang selama ini tidak bersemangat? kurang apa lagi coba? Semua orang sudah mempercayakan saya, mengharapkan saya, namun saya sia-siakan segala harapan-harapan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang terukir indah dalam hati saya dan akan selalu membayangi benak saya ketika semangat ini turun agar dapat membara kembali.
Saya tidak menyesali hibernasi saya selama 1 bulan, saya yakin hibernasi saya akan menghasilkan akhir yang bahagia, Alloh selalu bersama orang-orang yang sabar. 1 hal yang saya dapatkan pula, bahwa perseksionitas saya akan saya simpan sejenak. Saya berhasil menerapkan apa yang saya sarankan pada orang lain di dalam diri saya. Kini, dengan penuh semangat membara akan saya kuatkan tekad saya untuk mencapai target saya. Perfeksionitas mengajarkan saya banyak hal, terima kasih karena ada engkau yang melekat pada diri saya, namun saat ini kau perlu saya istirahatkan sebentar.
Hingga akhirnya saya harus kembali ke Bandung dan pulang ke Bekasi dan mendengar desas desus teman-teman yang lain sudah menggarap skripsinya bahkan sudah terlampau jauh. Hati ini sempat galau, mengindikasikan saya menjadi korban perfeksionitas, saya kalah dalam mencapai target kesempurnaan saya. Namun saya tidak menyayangkannya, hibernasi saya selama 1 bulan insya Allah akan mendatangkan keberuntungan bagi saya. Meskipun rasa semangat yang dulu membara di dalam diri ini kini menghilang. Sampai akhirnya dosen pembimbing saya yang baik hati membuatkan target untuk saya untuk bisa lulus di awal tahun depan.
Semangat muncul lagi, namun tak bertahan lama, keterbatasan teori pada topik yang akan saya garap membuat saya harus berdiam diri di depan laptop berjam-jam setiap hari berminggu-minggu sampai akhirnya saya menemui titik jenuh, penat, dan mentok. Air mata ini mengalir dari mata saya, membasahi pipi dan saya curahkan segalanya ke teman-teman seperjuangan di PPM, untungnya ada mereka yang mampu menghibur saya dan memberikan banyak masukan. Titik jenuh tersebut saya lalui dengan baik, bimbingan ketiga kalinya saya di ACC meskipun harus revisi di tempat.
Rasa penasaran saya pada topik yang akan saya garap ini mengantarkan saya pada rumah dosen kami di Jalan Padasuka Bandung, saya bersama Yollanda, sahabat sekonsentrasi saya mengunjungi rumahnya dan berkonsultasi. Banyak masukan yang beiau berikan, ide brilliant datang tanpa batas. Ide brilliant membuka cakrawala penelitian saya, sempat saya ingin menambah judul, merevisi konsep, bahkan menjadikannya sangat lengkap, beliau mendukung...
Perencanaan matang pun saya buat, hingga menguras tenaga dan pikiran. Saya lelah, perencanaan ini membuat saya hanya berjalan di tempat. Saya berkonsultasi lagi dengan dosen konsentrasi yang lain..
Namun sepulang saya ke PPM, akan sangat berat jika saya garap semua ide-ide tersebut. Namun rasa perfeksionis ini tetap menyelimuti pikiran yang masih berubah. Lalu kami pun berkonsultasi pada dosen konsentrasi lainnya beliau cukup dekat dengan saya karena beliau pernah memberikan kerjasama proyek pada saya dna kebetulan saya dipercaya untuk menjadi ketuanya. Beliau mengatakan "Ayo cepat Fia dikerjakan, kamu ini sebenernya bisa cepat selesai, kamu tuh pinter, kenapa sih? banyak pertimbangan ya?" dengan polos saya menjawab "iya pak, sebearnya sudah dari semester lalu saya sudah mau mulai menggarap proyek tugas akhir ini, awalnya say punya ide untuk membahas womenpreneur namun ..............................." semuanya saya bicarakan pada beliau dan beliau menyayangkan karena topik womenpreneur tersebut tidak saya lanjutkan. Namun saya mendapat 1 poin penting dari hasil diskusi ini. Banyak orang yang menaruh harapan besar pada saya bahwa saya akan lulus cepat.
Yollanda mengatakan ini pada saya saat perjalanan pulang "Iya fi, kamu itu kalo aku lihat, mikirnya terlalu ribet, udah aja fokus di sistem remunerasinya.Anak-anak banyak yang nanya Fia udah sampe mana, pasti udah jauh ya. Karena kamu kelihatan pintern rajinnya, kalo aku mah enggak hehe". Tersentuh hati ini mendengarnya...
Dosen, temen-temen satu angkatan, kakak tercinta, semua menaruh harapan pada saya bahwa saya yang akan memenagkan kompetisi lulusan tercepat, mahasiswi berprestasi Administrasi Bisnis UNPAD. Air mata rasanya ingin membasahi pipi ini, dimana saya yang selama ini tidak bersemangat? kurang apa lagi coba? Semua orang sudah mempercayakan saya, mengharapkan saya, namun saya sia-siakan segala harapan-harapan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang terukir indah dalam hati saya dan akan selalu membayangi benak saya ketika semangat ini turun agar dapat membara kembali.
Saya tidak menyesali hibernasi saya selama 1 bulan, saya yakin hibernasi saya akan menghasilkan akhir yang bahagia, Alloh selalu bersama orang-orang yang sabar. 1 hal yang saya dapatkan pula, bahwa perseksionitas saya akan saya simpan sejenak. Saya berhasil menerapkan apa yang saya sarankan pada orang lain di dalam diri saya. Kini, dengan penuh semangat membara akan saya kuatkan tekad saya untuk mencapai target saya. Perfeksionitas mengajarkan saya banyak hal, terima kasih karena ada engkau yang melekat pada diri saya, namun saat ini kau perlu saya istirahatkan sebentar.
Always keep on fire for February 2014