Pagi berkabut ini sungguh menusuk kulit begitu dalamnya, dinginnya pagi ini sungguh menyejukkan qolbu. Semua mulai sibuk memulai aktivitasnya. Hujan semalam, cuaca dingin, dan jalanan yang becek tak menjadi halangan. Pagi ini Granita akan bercerita tentang kehidupan dan sesosok makhluk Tuhan paling kuat. Granita, seorang teman penulis, yang memiliki banyak impian, selalu terinspirasi untuk terus maju, dan selalu berdoa pada Tuhannya.
Sungguh banyak wanita di dunia ini, jangankan dunia, dari 1 kelas saja bisa dipastikan jumlah wanitanya akan lebih banyak dari pada jumlah pria. Namun tak semua wanita sesuci wajahnya, perbedaan kepribadian, watak, dan juga cara berpikir seorang wanita membuatnya menjadi berbeda dengan wanita lain. Inilah hal yang sering menjadi pertimbangan besar seorang pria dalam memilih seorang wanita untuk menjadi teman hidupnya. Satu kata, inner beauty.
Wanita sholihah, satu figur yang menggambarkan inner beauty di dalamnya. Ia selalu menyejukkan hati orang-orang disekitarnya dengan perilaku dan akhlak baiknya. Tak perlu mengumbar make-up yang berlebih, menggunakan minyak wangi yang semerbak yang sama saja apabila menggunakannya seperti berbuat zina, dan tak perlu mengumbar suara lantang nan menggigit di depan khalayak umum. Semuanya biarlah berjalan secara natural. Ia percaya pada doa. Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, sabar menanti doanya terkabul, sabar melaksanakan ibadah, sabar menjalani kehidupan yang mungkin berat baginya. Wanita sholihah mampu menghadapi kehidupan yang berat ini.
Malam itu Granita yang sudah lama tidak berkomunikasi dengan ibundanya merasa sangat begitu rindu dan ingin menceritakan kehidupannya dikota kecil ia berada. Granita senang sekali akan kabar yang baru saja ia terima bahwasanya ia dan temannya, Janet, akan melakukan magang/ job training di salah satu perusahaan besar di ibu kota ia berada. Perusahaan yang insya Allah akan baik untuknya saat ini maupun untuk masa depannya. Granita dan Janet begitu dekat ketika mereka memilih konsentrasi yang sama dan berkomitmen untuk menyelesaikan tugas akhir bersama. Granita dan Janet saling menyemangati.
Di dalam pembicaraannya di telepon itu, Granita mengetahui bagaimana kondisi kesehatan ibundanya yang saat ini cukup mengkhawatirkan, ia juga memberi tahu mengenai kabar baik tentang proses magang dan penelitian yang akan ia jalani, memohon doa restu yang terbaik untuk proses tugas akhirnya, Ibundanya bersyukur pada apa yang akan dijalani oleh anaknya. Segala doa dan pesan dilontarkan oleh sang ibundanya. Tak apa jika ia ingin berkarir di ibu kota itu dan meninggalkan ibundanya di rumah besar tepi ibu kota negara ini sendirian. Ibundanya tak berkeberatan, apapun yang terbaik bagi anaknya dan selama anaknya bahagia, ibundanya tetap bahagia. Baginya tak jadi masalah jika masa tuanya harus ditinggal jauh oleh sang gadis satu-satunya. Granita ingin menangis rasanya, namun ia tak bergumam sedikitpun. Sungguh baik ibundanya. Ia sangat menyayangi ibundanya.
Dalam pembicaraan itu pula, Granita diberikan wawasan tentang kehidupan oleh ibundanya. Terlontar banyak pesan untuk Granita agar kelak ia menjadi wanita yang kuat seperti ibundanya. Seorang wanita memang sosok yang akan merasakan kesakitan, merasakan aniaya, dan merasakan kekalahan karena harus banyak mengalah. Suatu saat nanti tak ada yang tahu bagaimana keadaannya, ketika seorang wanita sudah berumah tangga dan sangat mencintai suaminya, bisa saja ditengah-tengah perjalanan kehidupannya itu terjadi pengkhianatan diantara keduanya. Wanita tak boleh terlalu mencintai prianya begitu dalam, jikalau semua harapannya tidak terjadi maka ia pun akan merasa kesakitan dan kepedihan yang begitu dalam, wanita berperasaan, tidak seperti laki-laki yang berlogika. Jikalau ditengah-tengah kehidupan rumah tangganya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, wanita bisa menuntut prianya karena yang begitu dalam cintanya adalah sang pria. Jikalau semuanya harus kandas, wanita tak akan merasa begitu jatuh, karena ia tak begitu mementingkan cintanya.
Wanita harus selalu bersemangat, mandiri, mampu bersaing dengan para pria agar ia mampu membantu prianya dan mampu mandiri jikalau akan sendiri. Wanita tak boleh menomorsatukan perasaannya. Logikanya pun harus berperan utama. Wanita harus tegar dan bersabar dalam menghadapi naik turunnya keharmonisan kehidupan rumah tangganya, serahkan segalanya pada Allah, berjuang secara lahir dan bathin hingga akhirnya anak-anaknya pun dapat melihat mana yang terbaik, mana yang benar, mana yang bisa mereka jadikan figur untuk kehidupannya di masa depan. Bukan bermaksud untuk menyaingi para lelaki, namun seorang wanita pun harus bisa mandiri tanpa bantuan para pria. Saat ini yang bisa dilakukan hanyalah berdoa, meningkatkan keimanan, dan berhati-hati dalam bertindak agar semuanya bisa berjalan harmonis.
Wanita harus selalu bersemangat, mandiri, mampu bersaing dengan para pria agar ia mampu membantu prianya dan mampu mandiri jikalau akan sendiri. Wanita tak boleh menomorsatukan perasaannya. Logikanya pun harus berperan utama. Wanita harus tegar dan bersabar dalam menghadapi naik turunnya keharmonisan kehidupan rumah tangganya, serahkan segalanya pada Allah, berjuang secara lahir dan bathin hingga akhirnya anak-anaknya pun dapat melihat mana yang terbaik, mana yang benar, mana yang bisa mereka jadikan figur untuk kehidupannya di masa depan. Bukan bermaksud untuk menyaingi para lelaki, namun seorang wanita pun harus bisa mandiri tanpa bantuan para pria. Saat ini yang bisa dilakukan hanyalah berdoa, meningkatkan keimanan, dan berhati-hati dalam bertindak agar semuanya bisa berjalan harmonis.
Granita berdiam sejenak mendengarkan nasihat ibundanya. Ia berapi-api untuk semakin menebar benderanya, semakin berapi-api untuk menggapai mimpinya. Ia berjanjia akan membahagiakan ibundanya, memposisikan dirinya bisa sukses seperti kakak laki-lakinya maupun kakak perempuannya. Kini gender tidak lagi menjadi pagar batas yang menghalangi siapa saja untuk bergerak luas. Perempuanpun bisa berdiri tegak layaknya laki-laki hebat. Semuanya Granita dapatkan sebab pelajaran hidup dari keluarganya yang begitu dalam.
Granita mendapat banyak pelajaran di malam itu
Hujan disertai angin semilir membuat semua orang mengantuk pada malam itu
Pembicaraanpun selesai
Granita terlelap dalam mimpinya ...