Welcome to Malia Nafia Rahayu's blog

Blog is the right place for me to share my mind

Tuesday, October 28, 2014

Charge Your Spirit, Again

Malam itu terasa sangat sepi...
Bunyi klakson mobil dan motor karena kemacetan yang biasanya menemani kamar Rana, kini tak terdengar..

Di suasana sepi itu, bayangan Rana kembali pada 1 tahun sebelumnya, ketika ia sedang sibuk bergulat dengan hasil magang, laporan bimbingan, dan hasil wawancara. Yaa semua tugas skripsi yang harus ia selesaikan di tahun terakhirnya kuliah.

Kesunyian ini yang membuatnya teringat bayangan di 1 tahun lalu itu, suasana seperti ini yang ia rindukan. Ketenangan.... kedamaian....

Ia menatap dirinya, akan ada babak baru dalam kehidupannya, meski belum ada sinyal dari siapakah itu, namun ia hanya bisa berdoa, mencoba beradaptasi dengan lingkungan kehidupan barunya di tempat yang baru, mengakrabkan diri dengan orang-orang dilingkungannya.

Sembari menunggu karir yang bonafid, Rana membagi ilmunya bersama anak-anak kecil dilingkungan masjid dekat rumahnya. Lelah yang bermanfaat, bernilai pahala, bernilai surga. Cukup lama ia berusaha mencari yang terbaik dan berharap bertemu dengan kado dari Alloh, namun sayangnya hingga kini, kado itu belumlah nampak. Pernah berharap bahwa yang ia jalani mulai awal Oktober ini adalah yg terbaik, namun ternyata belum.

Semangat itu ia butuhkan, ia harus mencari sumber semangatnya. Tak semudah dahulu. Baginya, dahulu sangat mudah dalam mendapatkan semangat, namun kini itu semua telah tiada. Kehidupan baru baginya sungguh berbeda dari sebelumnya. Namun ia yakin, Alloh pasti akan menjawab doanya, untuk karir dan untuk pemimpinnya :)


 Selalu positive thinking yaaa, ga perlu terlalu dipikirin. Ketika kamu menaruh harapan besar atas sesuatu dan ternyata hasilnya negatif, ga seperti yg kita inginkan, itu namanya qodar. Berarti itu bukan yang terbaik bagi kita. Yang terbaik bagi kita kadang belum tentu baik bagi Alloh, tetap semangat berusaha dan husnudhon :). Insya Alloh kado terindah dari Alloh itu melebihi ekspektasi kita lhooo, sooo jangan sedih.


Percaya pada qodar Alloh, Tumpahkan segala kekuatanmu untuk membela agama Alloh, intansurulloha yansurkum. Tidak ada rugi selama kita berjalan dalam track Alloh. Percaya bahwa akan ada pertolongan yang tak disangka-sangka :)


Jangan pernah menyerah sampai titik darah penghabisan terakhir. Desperate, 1 kata yang mungkin mewakili kondisi Rana saat ini. Ia butuh penyegaran, ia butuh merenggangkan otot-otot tubuhnya yang rasanya mulai menegang. Pikiran yang menumpuk dan keadaan yang tak pasti menyelimuti dirinya. Namun sabar tetap menjadi recoverynya.


Percaya bahwa pertolongan pasti datang dan kalian akan merasakan indahnya nikmat dari Alloh. Believe that you can make it come true! Bermimpilah setingginya!



Tuesday, October 21, 2014

Lahirnya Semangat Baru

Dara, si gadis ini biasa dipanggil. Kini tibalah ia kembali ke kampung halamannya, membagi baktinya pada lingkungan rumahnya. Perantauannya yang menghabiskan waktu hingga 4 tahun di Kota Bandung memberikan banyak pelajaran hidup untuknya. Bukan hanya pengalaman tinggal di Kota Bandung yang begitu ramah warganya, tetapi juga pengalaman hidup di Malaysia yang hampir satu bulan, di Thailand seminggu, dan di Kediri-Kertosono selama 2 bulan.  Semua ia jalani dengan sederhana. Tinggal jauh dari orang tua menjadikannya pribadi mandiri yang memahami filosofi kehidupan sebenarnya.

Perantauannya menghasilkan dua gelar untuknya, gelar dunia dan akhirat. Berbagai macam manusia pernah ia jumpai, menjalin hubungan dalam suatu komunitas, membangun kerja tim yang baik demi berlangsungnya kehidupan sebuah organisasi, maupun menjalin kehidupan beragama yang menyenangkan.

Bandung, sebuah kota yang sering ia kunjungi sebelumnya, menjadi tempatnya menetap. Singkatnya, selama kurun waktu 3 tahun 8 bulan ia tinggal di kota ini sambil menjalani studi sarjananya, ia jatuh hati pada Kota ini. Ramah tamah warganya, kesejukan, dan ketenangan kota ini menjadikannya tak mau pergi kemana-mana.

Selama kurun waktu 3 tahun 8 bulan, ia tinggal di dalam komunitas yang dinamakan PPM=Pondok Pesantren Mahasiswa. Sebuah tempat yang mewadahi mahasiswa professional religious, sukses dunia-akhirat. PPM sepeti keluarga baginya, susah senang dialami bersama. Saling berbagi, belajar, meramut, dan menyayangi, semua dilakukan disini. Dara menjadi salah satu orang penting dalam komunitas ini. Ia dikenal sebagai sosok bijaksana yang disegani oleh para juniornya. Kemauan Dara untuk bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya mengisahkan banyak pengalaman hidup yang dapat dijadikan pelajaran bagi juniornya. Tak heran, banyak dari mereka yang nyaman untuk sharing dan bahkan curhat kepada Dara.

Dahulu, Dara tak pernah menginginkan untuk tinggal di komunitas ini, bahkan sempat berniat untuk pindah ke kos-kosan luar. Orang tua Dara lah yang menginginkannya tinggal dalam komunitas ini. Dara tak menghiraukan kegiatan dalam komunitas ini yang dimulai sejak ba’da subuh sampai menjelang isya. Ia sibuk di kampus hingga larut malam, terinspirasi pada dunia, mengejar dunia yang tiada habisnya. Begitu terus hingga awal tahun ketiga studinya. Baginya, mengejar prestasi adalah suatu keharusan. Namun ia telah disilaukan oleh dunia sehingga lupa akhirat, lupa akan janjinya dahulu pada Yang Maha Kuasa. Kehidupan Dara bergelombang, sempat ia berteman dengan lingkungan gemerlap, menjadi perokok pasif karena sekelilingnya merokok, merelakan waktunya untuk berdiskusi bersama orang yang ingin “menjerumuskannya”. Tapi, Allah masih sayang padanya. Ia masih terjaga, ia masih bisa dipertemukan dengan orang-orang yang benar-benar menyayanginya. Ya, merekalah, teman-teman PPM. Saudara dunia-akhirat yang takkan pernah terlupakan.

Dara kembali pada jalan yang benar…

Dara bertemu dengan guru pengubah kehidupannya…

Dara diingatkan betapa banyak kesalahan yang dulu ia perbuat…

Alloh membuka hati Dara…
Entah mengapa, di tahun ketiga studinya yang sudah banyak kuliah, ia sadar dan ia ingin menyibukkan dirinya dalam jalan akhirat, mendalami kefahaman agama, dan menjadi orang yang mampu menyampaikan. Datanglah ia ke kota Kediri untuk mendalami ilmu agama selama bulan puasa. Mindsetnya tentang kehidupan berubah, begitu ia mengikuti kegiatan keagamaan ini selama hampir sebulan. Guru terbaiknya memberikan gambaran cemerlang mengenai nikmatnya hidayah. Dara terhanyut dalam ramutan guru terbaiknya. Ia jalani kehidupan barunya di tahun akhir studinya sambil menyelesaikan tugas akhirnya. Ia banyak bertawakal, beribadah, dan menyibukkan diri fisabilillah.

Ia tinggalkan kehidupan gemerlapnya…

Dara tekadkan dirinya untuk menjadi pejuang agama Alloh. Setelah kelulusan siding sarjananya, ia langkahkan kakinya menuju Pondok Pesantren di kota Kediri. Langkah pasti untuk menggapai ridho Alloh. Baginya, gelar akhirot juga harus di kejar sebagai penguat keimanannya. Ia memasuki kehidupan yang amat berbeda di kota ini. Menjadi pribadi yang tawakal, toat, dan faham. Dikala teman-temannya sibuk pada urusan dunia, ia tak ragu untuk istiqomah dijalanNya. Hingga akhirnya dia mampu menyabet gelar akhirot itu.
Dara siap memasuki kehidupan barunya …
Terselesaikannya kewajiban ia di Bandung dan Kediri tak lantas membuatnya tenang dan bahagia. Berat rasanya untuk meninggalkan kota ini. Rasa kepedihan meninggalkan kota kecil ini sempat membuatnya sakit beberapa minggu bed rest di kamar. Namun kehidupannya di tempat yang baru harus ia jalani. Keluarga adalah satu-satunya pihak yang memaksanya untuk berada di kampung halamannya. “Tak ingin rasanya meninggalkan kota Bandung tercinta ini. Namun kehidupan terus berjalan. Aku harus kembali pada kehidupanku yang terdahulu.” Meninggalkan segala kenangan, orang-orang hebat yang selalu mendukungnya, kesejukan dan keramahan kota kembang.

Kehidupan baru dimulai…
Bekasi adalah kampung halamannya. Kembalilah Dara di tanah kelahirannya. Ia sudah bertekad untuk menyebarkan ilmu agama yang ia miliki, namun rasanya susah sekali untuk memulainya. Teman-teman kecilnya dahulu kini sudah berpencar, sibuk dengan kehidupannya masing-masing, bahkan ada yang sudah menikah. “Arrggh semakin turun semangat hidup ini rasanya”. Ia rindu kawan-kawan PPM yang selalu mendukung dan menyemangati hidupnya, ia butuh kehidupan seperti PPM disini.

Ia sadar, kehidupannya kini adalah sebuah perjalanan baru yang harus ia jalani dengan orang-orang yang baru. Satu demi satu teman lamanya ia temui, sharing bersama mereka, semangat itu tumbuh kembali.

Dan…

Syukur Alhamdulillah Dara menmukan kehidupan seperti PPM ada di sini, kehidupan disini tak kalah jauh dari PPM. Kami saling mendukung, kami belajar, dan membantu J


Kini bagi Dara, semangat baru telah lahir kembali J.




Didasari atas latar belakang yang sama, kami membuat komunitas Muda-Mudi Mandiri Cikunir :)

Kami membuat acara perdana Cikunir 3M Outbound untuk mengakrabkan diri terlebih dahulu, yang mana nantinya kami akan membuat perbuhan-perubahan positif untuk bangsa dan agama :)