Welcome to Malia Nafia Rahayu's blog

Blog is the right place for me to share my mind

Wednesday, July 30, 2014

Another Story On Camera (another life, another story)


This is a story on camera...

You know what, I never imagine that I can be here. Entering a new life with unknown people. Suatu kehidupan yang benar-benar berbeda dari kehidupan gue sebelumnya. ketika memutuskan pilihan untuk terjun dalam dunia ini, ga ada beban sama sekali bahkan sampai proses pamitan gue ke temen" PPM disini pun, semua masih terasa biasa-biasa aja. Tapi air mata ini tak kuasa menetes ketika gue memeluk guru tauladan ini, Mba Lia, sosok yang mengubah hidup dan pribadi gue menjadi jauh lebih baik. Ga mau berlama-lama meneteskan air mata yang mungkin malah bikin gue jadi lemes dan gajadi berangkat, gue langsung masuk ke mobil dan meninggalkan pelukan hangat itu. Sebuah perjuangan besar dimulai dari sini. Aku tinggalkan semua jubah besar keduniaan demi mencari keridhoan Alloh, menggapai jalan taqwa, menjadi pribadi yang lebih baik.

Semua dimulai dari tgl 29 April 2014, the biggest moment I ever had ! Akhirnya Alloh menjawab doaku selama ini, sidang skripsi yang sudah dinanti-nantikan akhirnya datang juga. Hari Selasa, 29 April ini bertepatan pula dengan ulang tahun Bimbi, haha baru inget, si sahabat kecil yang bulan Desember ini mau nikah apa kabarnya yaa haha. Oke, back to sidang. Alhamdulillah sidang berjalan dengan lancar meski ada sedikit batu kerikil yang menghalangi jalan mulus ini. Intinya di hari ini gue bersyukur banget karena Alloh memberikan nikmat yang begitu besar. Hari ini adalah hari puncak kebahagiaan gue sebagai mahasiswa dan sebagai piranhi PPM. Surprise party datang dari temen-temen kampus maupun temen-temen PPM, ga nyangka banget haha.

Keesokan harinya, aku menyelesaikan "silaturahim terakhir" dengan teman-teman kampus tersayang, sebelum akhirnya aku akan benar-benar pergi dari kota kecil ini. Semua orang bertanya-tanya kemana selanjutnya aku akan berkarya? Aku hanya menjawab "untuk sementara... mau bersemedi dulu 2 bulan di luar kota". Semua bertanya-tanya lagi "Mau ngapain Fi? Dimana? bla bla bla...". Dan semuanya hanya ku jawab dengan senyum dan tawa.



Pondok Kediri, Jawa Timur.
Persemedian itu dimulai dari perjalanan panjang 18 jam penuh makna bersama Abah, Umah, dan beberapa pengurus PPM. (PPM=sebuah tempat perkumpulan mahasiswa yang disana juga mereka menggali ilmu agama). Sampai tibalah aku ditempat persemedian ini, teringat bayangan 1 tahun yang lalu aku pernah datang kesini, yaa itulah dia Pondok Kediri. Yaa, ini tempat persemedian di bulan pertama untuk berjuang menjadi bala tentara Alloh dalam menyampaikan agama yang haq ini. Meninggalkan beberapa kebiasaan kurang baik yang tidak boleh dilakukan disini dan mencoba beradaptasi dengan peraturan-peraturan baru. Kutinggalkan kebiasaan higienis, steril, dan "keep health and stay clean" disini. Crowded, 1 kata yang menggambarkan keadaan disini, segalanya serba antri dan harus sabar. Tapi, sebisa mungkin semua yang melekat pada diri ini dan barang-barang yang aku miliki terjaga kebersihan dan kesegarannya.

Tinggal bersama orang-orang yang entah berasal dari mana. dengan logat, watak, dan kebiasaan mereka yang berbeda-beda. aku selalu memberanikan diri untuk memperkenalkan diri duluan, merendah dengan mereka, dan mencoba menyamankan diri bersama mereka. Bisa jadi aku paling tua disini, tapi .... ah tidak, masih ada beberapa orang yang lebih tua dariku disini. Rata-rata umur mereka 18-19 tahun . aku berusaha bisa bergaul dengan mereka, menempatkan diri dan berkomunikasi dengan bahasa mereka sedikit demi sedikit. banyak pelajaran yang aku dapat dari cerita mereka. Semua itu membuat aku sangat bersyukur atas segala sesuatu yang melekat pada diriku. Kesyukuran itu membuat diriku semakin cinta dengan keyakinan yang aku anut sampai saat ini. Satu hal pula yang aku sadari, aku adalah makhluk yang beruntung. Manusia yang mendapatkan banyak nikmat dari Alloh SWT.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik disini. Ilmu yang begitu berharga yang tidak ada bandingannya jika dibandingkan dengan ilmu dunia yang dicari selama bertahun-tahun. Kerendahan hati dan kethoatan kita sebagai pengikut terhadap pengatur. Tak melihat siapa kita, seberapa tinggi pendidikan kita, disini semuanya sama.


Kamera ini menangkap gambar kehidupanku sehari-hari disini yang begitu berbeda dari sebelumnya. semua selalu diawali dengan niat karena Alloh "yarjuna rohmatahu wayakhofuna adzaba". Aku selalu mendentumkan doa dalam setiap detik waktuku disini. Menegakkan sholat sunnah sebanyak mungkin baik di waktu pagi, siang, malam, maupun di 1/3 malam. Lantunan ayat suci pun selalu keluar dari lisanku di sela" waktu kosong. Bergerak dengan gesit untuk bisa mendapat kesempatan masuk ke kamar mandi di waktu yang awal dan menjadi orang" awal dalam segala kegiatan. Jam tidur yang begitu singkat menjadi tantangan besar untuk bisa menghilangkan rasa kantuk saat kegiatan, terutama kegiatan malam. Melakukan pekerjaan" remeh namun bernilai pahala besar. Sesuatu yang dulu aku hindari, kini harus aku hadapi dan alhamdulillah semuanya bisa menjadi "biasa" untukku. Perlengkapan mandi yang dilengkapi dengan antiseptik supaya tetap selamat dan sehat. Mandi dan mencuci di jam" abnormal. Semuanya kulalui dengan senang, penuh keikhlasan, penuh cinta. Tak pernah kulalui 1 detikpun waktuku disini dengan tanpa belajar, terutama belajar tentang pahitnya kehidupan yang aku yakin akan menjadikanku kuat di masa depan. Saat ini adalah masanya gemblengan.

Kamera ini menangkap gambar orang" disekitarku, hal" asing yang tak pernah kujumpai, semuanya bisa aku saksikan disini. Uuh betapa tidak kuat aku melihatnya, namun inilah perjuangan. Ini semua adalah batu" yang harus kulompati untuk bisa menggapai rumah istana di ujung sana. Well, mungkin banyak yang bilang "hello Fiaaa, lo kan sarjana, please deh, lo mau banget ngelakuin ini semua?". Sekali lagi jika aku menjawabnya dengan logika mungkin bisa" aku terbawa dengan ajakan mereka dan sampai saat ini aku tidak ada disini. Tapi, syukur alhamdulillah dengan penuh ikhtiar dan keyakinan kuat dalam hati, aku berhasil LULUS melewati tahap ini. Dan di hari itu pula aku akan melanjutkan perjuangan di tempat selanjutnya.

Pondok Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur.
Begitu sunyi, itulah kesan pertama sesampainya disini. Pemandangan yang amat berbeda dengan yang kulihat di Kediri. Agak parno sesampainya disini. Kita nggak tau harus masuk kemana sampai akhirnya ada mba" yang ngarahin kita. Perjuangan yang sesungguhnya baru akan dimulai.......

Di pondok ini, peraturan lebih ketat. Peraturan dari awal bangun tidur sampai mau tidur semuanya sudah tersusun dengan lengkap. Slogan di tempat ini "Anda Thoat, Anda Berhasil". Disini tempatnya pengujian mental, akhlak, dan kethoatan. Banyak yang takut menghadapi tantangan di pondok ini. Namun, dengan penuh keyakinan, aku yakin bahwa aku mampu melaluinya.


Adaptasi awal pun dimulai, aku harus berkenalan kembali dengan tes KTS yang berbeda dengan teman" tes KDR. Teman" yang lebih berwarna karena selain berasal dari berbagai macam daerah (mulai dari Sabang sampai Merauke, ada disini), mereka juga berasal dari jalur yag berbeda (jalur manajemen - non manajemen, ada yang mengulang pula). Menyatu dengan mereka, itulah tugas yang harus aku selesaikan saat itu. Alhamdulillah mereka dapat menerimaku dengan baik, bahkan mereka merasa senang apabila mengobrol dan dekat denganku :).

Pondok Kertosono menjadi tempat perjuangan terakhir untukku, bebannya terasa begitu berat. Tapi semuanya kujalani dengan ikhlas. Banyaknya amal sholih di waktu pagi dan sore membuat tubuh ini terbiasa untuk melakukan hal" berat. Begitu senangnya aku, ketika keberadaanku bisa memberikan banyak arti bagi mereka. Bisa saling berbagi dengan mereka pun menjadi suatu kepuasan batin untukku. Kami saling mengenal budaya masing" dan sesekali aku keikutan "medhok" ketika berbicara dengan mereka yang mayoritas adalah orang Jawa hahaha. Disinipun aku belajar bahwa tidak segalanya harus dihargai dengan materi. Orang" disini tidak mementingkan gengsi mereka, bahkan mereka benar" menerapkan pola hidup sederhana. Banyak bershodaqoh dengan harta yang pas"an. Daaaan.... kehidupan mereka pun cukup" saja, shodaqoh tidak menjadikan mereka melarat, bahkan malah menambah rezeki mereka.

"Jangan pernah melewatkan 1 detik pun untuk tidak belajar" . Itulah quotes yang pertama kali aku dengar dari Nisaus, teman seperjuangan, baru lulus SMA, insan perpaduan dari suku madura dan betawi, suka banget sama dunia psikologi, bahkan saat masih SMA doi punya perkumpulan konseling gitu :). Awalnya gue ga ngeh sama quotes ni anak, lama-kelamaan akhirnya aku setuju juga sama quotes tersebut. Setiap detik yang kujalani disini adalah sebuah proses pembelajaran. Belajar menghadapi hidup yang sesungguhnya, belajar mandiri, belajar untuk tho'at. Semuanya yang disini pun juga sama-sama belajar. So, kenapa harus takut?

Kamera ini menyoroti kebarokahan aku disini, pipi membesar uupppssss dan hati ceria. Gimana enggak, tiba" nafsu makan jadi meningkat dan mindsetku "ga mau sakit disini apapun alasannya, harus sehat" akhirnya gue jadi makan banyak. Tentang ceria, disekeliling aku ini anak" lulusan SMA dari Pondok Gadingmangu, mereka kompak, dan yang harus digarisbawahi, mereka selalu ngebahas tentang jodoh, calon, dan nikah. Setiap hari tema" itulah yang jadi bahan pembicaraan mereka. That's why tiba" ada pikiran" melayang di benak ini tentang siapa yang jadi pasangan gue, gimana proses datangnya, dan bagaimana hari terindah itu datang. How good ! haha ini semua karena mereka, tapi gapapa deh, disela" padatnya kegiatan, mereka jadi obat gue untuk tersenyum dan ceria kembali. 

Bunda pernah titip pesan sembari beliau memberi izin padaku untu berangkat ke Kediri "Berdoalah kamu disana. Banyak" berdoa, minta jodoh, pekerjaan, dan kehidupan selanjutnya yang terbaik dan terbarokah". That's why, disini gue anggap sebagai Mekkah kedua. Disini khusyuk sekali untuk beribadah, waktu 24 jam rasanya berjalan begitu efektif untuk menggali pahala. Disini aku banyak berdoa apalagi doanya orang yang sedang mencari ilmu, mustajab banget. Langit dan bum bahkan ikan" kecil di lautan turut mendoakan doanya orang yang sedang mencari ilmu, terutama ilmu akhirot. Semoga apa-apa yang aku panjatkan disini dapat terkabul semua.



Bersyukur
Caption kali ini gue tulis secara khusus karena kamera ini menyoroti mata yang sedang berkaca". Baru saja menyadari kenikmatan yang begitu besar ada pada diriku. Bukan hanya 1 orang, 2 orang, atau bahkan 3 orang, tapiiii banyak orang yang kagum padaku. Awalnya aku merasa biasa saja, toh apa yang aku jalani sampai saat ini tidak ada istimewanya, memang sewajarnya seperti itu. Tapi di ba'da maghrib ini, Selasa, 24 Juni 2014 ini aku tersadar. Benar memang bahwa kenikmatan untuk bisa mencicipi sukses dunia bagiku adalah hal biasa, bahkan aku tak sadar bahwa itu adalah suatu nikmat. Tapi bagi orang" disisni yang notabennya tingkat keduniaannya jauh dariku, mereka merasa banget kalau mereka belum diberi yang namanya nikmat keduniaan itu. Mereka nggak bisa mencicipi dunia kampus, nikmat kesempatan untuk menimba ilmu dari orang-orang cerdas, nikmat untuk membuka cakrawala kehidupan, nikmat untu mengembangkan kualitas diri, nikmat untuk memiliki kesempatan mendapat pekerjaan yang bonafid, dan nikmat" positif lainnya yang tidak bisa dihitung. Aku baru tersadar bahwa itu semua adalah keparingan dari Alloh.

Ba'da maghrib ini menjadi saksi menetesnya air mata dari kedua mata jeli" ini. Menangisi segala kenikmatan yang mungkin sempat terlupakan, menyadari bahwa itu adalah nikmat dari Dzat yang Maha Kuasa. Bersyukur aku bisa berada disini, tidak salah dan sungguh" tepat keberadaanku disini. Inilah salah satu implementasi, bentuk tanda syukurku pada Alloh. Dunia telah kuraih, kini tinggal akhirot yang aku gapai. Bersyukur aku bisa bertemu saudara/i dunia-akhirot disini, saling berbagi ilmu dan cerita kehidupan yang bisa dijadikan bekal untuk masa depan. Bersyukur juga atas ridho Bunda yang telah mengizinkan aku untuk bisa berada disini.

Bunda
Pejuang hidayah untuk kami, ya dialah, Bunda... Tak terasa sudah hampir 22 tahun aku merasakan nikmat hidayah yang tiada bandingannya ini. Bunda lah yang memerantarai hidayah ini sampai pada kami, nenek kami, dan bude kami. Bunda juga selalu men-support segala keinginan, impian, dan cita"ku. Bunda tak mau membatasi prestasiku yang sudah melampaui mancanegara hanya karena finansial. Segalanya diusahakan olehnya. Alhamdulillahi jazaa killahu khoiro dan terima kasih banyak atas segala kasih sayang yang Bunda berikan padaku. I love you Bunda :).


A Little Letter for PPM
Kamera ini menyoroti kehidupan di belahan bumi bagian lain. Kehidupan tersebut akan dibandingkan dengan kehidupan disini. Meski kita berteduh pada payung yang sama, namun jalannya kehidupan tidaklah sama. Di sudut itu nampak pemuda/i pencari dunia-akhirot sedang berkumpul bersama dalam suatu acara keakraban, penuh canda tawa dengan ekspresi mereka. Hidup mereka berorientasi pada dua hal, dunia dan akhirot. Entah mana yang lebih mereka beratkan, setidaknya, keduanya bisa seimbang. Sesibuk apapun mereka dalam mengejar dunia, aku tak lupa untuk mengingatkan tentang dunia akhirot. "Tak ada hal negatif disini, semuanya baik" saja, aku yakin kalian mampu melewatinya. Wahai teman", kejarlah dunia akhirot kalian, sesungguhnya kita adalah manusia paling beruntung yang di qodar untuk menjadi bala tentara Alloh"



Haniq, a sweeet candy I ever had
Kamis, 3 Juli 2014 ini insya Alloh elo bakal nyusul gue jadi sarjana niq.
Hari ini mengingatkanku pada 2 bulan yg lalu ketikaaku menggunakan blazer hitam yang diisi oleh kemeja putih, dibalut dengan rok coklat necis, dan dilengkapi dengan pashmina satin hitam, tak lupa sepatu fantovel hitam yang agak ramai kalau dipakai jalan dan kaos kaki putih yang siap mempercantik langkahku.
Hans, semoga sidang hari ini berjalan lancar dan sukses. Semoga lisanmu diberi kelancaran, ilham yang baik, dan mendapat hasil yang memuaskan. Oiaa, doain gue yaa, bentar lagi pengumuman kelulusan gue disini. Someday, you have to come here and become a good teacher, a good woman, a good muslimat.

Kamis, 9 Juli 2014
Tapat di pagi ini, pukul 06.30 waktu setempat. amplop pengumumab hasil perjuangan selama 1 bulan yang melelahkan ini dibagikan didepan tempat duduk kami. Tak lama kemudian, pengurus DMC selaku pengururus umum yang mengurusi siswa/i tes calon MT turun dari mejanya. Beliau mengatakan bahwa dari 549 peserta yang mengikuti tes ini yang terdiri dari 260 laki-laki dan 289 perempuan, terdapat 17 laki-laki dan 6 perempuan tidak lulus.


Kemudian kami pun segera membuka amplop tersebut dan syukur alhamdulillah di amplop itu tertulis kata "LULUS". Sujud syukur aku lakukan, saling memeluk teman", berucap doa dan harapan sambil berkaca" mata ini. Hari ini kami menjadi orang yang berbeda. Perjuangan baru dimulai dari hari ini...


 Bersama teman" dari PPM Jember, PPM Samarinda, dan Ponpes Budi Utomo Makassar