Buku Dream Catcher yang saya pinjam dari seorang teman sepesantren
saya memberikan banyak inspirasi, membuka wawasan saya, dan juga me-recharge semangat saya untuk tetap berkarya.
Rupanya, banyak kebiasaan kecil yang ber-impact besar yang sudah saya tinggalkan di
semester ini. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor memudarnya semangat
saya di semester ini, kemungkinan besar begitu. Sangat penting memupuk jiwa
visioner dalam hidup kita. melihat segala sesuatunya penuh optimistis, membuat
tujuan" strategis untuk masa depan, berjuang sak pol kemampuan kita untuk
meraihnya, dan suatu saat nanti hanyalah coretan-coretan indah yang terlihat
pada tulisan tujuan-tujuan hidup kita selama periode itu. Di kala saya merasa
sangat kecil, berada dibawah, pikiran mentok atau kalau di dunia writer dikenal
dengan "writer's block", tak bergairah sama sekali; teman-teman
datang memberi banyak motivasi, dan buku ini menjadi salah satu titik pencerah
saya untuk kembali bersinar seperti dahulu kala. Alanda Kariza mencurahkan
segala yang dia lakukan selama ini, sisi lain kehidupan nyatanya ia bagi kepada
pembaca bukunya untuk dapat stay strong mengejar impian mereka.
Masih membahas novel pengembangan diri
ini, satu kalimat yang begitu berarti untuk saya "Happiness is only real
when shared" - Into
The Wild. Masih teringat dalam benak saya ketika di akhir tahun lalu atau awal
semester kemarin yang mana banyak junior saya dikampus baik yang kenal karena 1
dosen wali, 1 kepanitiaan, atau pernah mengikuti pelatihan bareng; mereka
mengajak ngobrol saya bahkan ada yang mebela-belakan sms saya untuk meminta
waktu saya sebentar untuk sharing dikampus mengenai pengalaman saya selama
menjadi mahasiswa. Saya dengan senang hati membalas sms itu dan mencoba
meluangkan waktu. Kami bertemu di meja batu fakultas saya, saling membagi
cerita, mengobrol secara 2 arah dengan penuh semangat yang menggebu-gebu sambil
mendorong ia untuk maju menggapai mimpi dan keinginannya. Suatu hal yang amat
saya senangi ketika saya melihat orang-orang yang pernah berbagi dengan saya
dapat tumbuh berprestasi dengan menggapai segala mimpinya hingga ia bisa bangga
pada dirinya sendiri. Beberapa hari yang lalu saya pernah bertemu dengan
mereka, rupanya mereka sedang sibuk dalam kegiatan himpunan. Saya bangga
melihat fully effort yang mereka berikan dalam peran
mereka. Saya suka menjadi mentor mereka, melihat mereka berkembang, dan
akhirnya pergi meninggalkan mereka dengan senyum dan membuat kenangan indah
dalam hati mereka.
Dahulu saya dapat mengibarkian bendera kemenangan dengan begitu
bangga dan menjadi icon inspiration bagi beberapa kerabat maupun junior saya,
kini saya harus menemukan sosok itu kembali dalam diri saya.
Teringat pesan salah satu dosen baru di
jurusan saya di semester ini, asisten Bapak M. Rizal ini begitu cepatnya
menjelma seperti Pak Rizal, begitu kami menyapa beliau. Cara mengajarnya
sungguh mirip. Memberikan video dan memutar lagu di awal belajar dan menutup
kuliah dengan memberikan kalimat-kalimat moyivasi juga kalimat pamungkas yang
begitu dahsyat. Beliau mengatakan "Buat
dan rancanglah masa depan kalian dengan tujuan-tujuan mulia dari sekarang
sebelum terlambat, ketika nanti kalian telah menjadi sarjana dan kelak mencari
pekerjaan, kalian tidak akan bingung dan terombang ambing oleh keadaan karena
kalian sudah settle dengan tujuan hidup kalian sehingga kalian siap menghantam
dunia kelak ketika kalian telah keluar dari UNPAD ini".Pesan Bu Lita selalu menginspirasi saya dan
menggali kembali gairah kuliah saya yang hampir selalu melanda hari-hari saya.
Saya selalu bersemangat jika hari Kamis tiba, karena saya akan bertemu Ibu
Lita. Beliau selalu sharing dan selalu tersenyum, even we answer her question with
wrong statement. Beliau juga
mengatakan bahwa ia bukan orang baik, tapi beliau selalu berusaha melakukan
kebaikan sebagai tabungan pahala untuk di akhirat nanti; melakukan segala
sesuatu dengan hati, dengan cinta. Beliau tidak pernah membayangkan bahwa ia
akan menjadi dosen, bahkan ia tidak pernah berpikiran untuk menjadi dosen, tapi
hanya satu alasan ia untuk menjadi dosen, ia ingin mencari pahala, sungguh
mulia. Melalui dua sosok yang baru-baru ini saya kenali, Alanda Kariza melalui
novelnya meski dulu saya sempat membaca blognya namun baru kali ini saya
mengenalinya begitu dalam dan Ibu Lita dengan filosofi kehidupannya yang begitu
menyentuh; dapat mengahntarkan saya menjadi pribadi yang kembali bergairah
untuk menata kembali "impian", memaknai arti sebuah mimpi, dan memperjuangkan
segala mimpi dengan penuh komitmen.
Salah satu hal yang saat ini sempat saya
lupakan adalah melakukan segala sesuatunya dengan penuh cinta, wholeheartedly. Jika kita melakukan segala
tanggung jawab kita dengan penuh kesenangan, dengan cinta, dari hati, maka
hasilnya pun akan dari hati juga, indah !.
Mengenang segala prestasi dan kisah indah
saya bersama orang-orang yang pernah berbagi dengan saya merupakan hal yang
dapat mengisi kembali bensin semangat dalam hidup ini. Mulai saat ini tak ada lagi "semuanya bergantung
nanti" yang ada yaitu target, tujuan, dan pencapaian. Segalanya
dapat terukur dengan pasti asalkan kita sudah meyakininya dengan memimpin hidup
ini sebaik mungkin. Mimpi dan target-target saya di dua tahun silam ini sudah
tercapai, kini saatnya me-renew my dream !
Layaknya Alanda Kariza, Iman Usman, pemuda
yang lain, bahkan orang sepuh lainnya jika ditanya apa alasan mereka melakukan
upaya yang begitu kuat untuk menggapai mimpi mereka, adalah faktor orang tua.
Kami semua ingin mebahagiakan orang tua kami, melakukan yang terbaik untuk
bangsa ini, menjadi pemuda pemimpin bangsa, dan mati dalam keadaan baik,
berguna, dihormati, dan dikenang.
Saat ini, tugas akhir yang sedang saya
ambil sungguh menyita waktu saya di depan laptop seharian, disamping mengikuti
kegiatan pesantren yang cukup padat, doa selalu saya panjatkan di pagi, siang,
sore, malam, mauoun di sepertiga malam yang akhir. Terkadang rasa lelah dan
tuntutan pada Tuhan muncul dalam benak saya karena selama ini usaha lahir dan
batin saya sepertinya belum membuahkan hasil. Tidak sopan mungkin, namun itulah
yang terjadi saya tidak bisa memungkirinya. Saya yakin, orang iman itu percaya
pada Tuhannya, percaya pada qodo dan qodar yang telah tertulis dalam lauhil
mahfudz. Namun ada kalanya tingkat keimanan seseorang itu turun, mungkin saat
itu iman saya sedang turun. Kini saya bangkit kembali dan melihat realita
didepan mata bahwa saya harus segera menamatkan kuliah saya dan mengejar target
selanjutnya.
Always believe, God always give what you need in timesPeran orang-orang terdekat juga sangat
mempengaruhi perjuangan seseorang, saya harap di minggu ini segalanya bisa
kembali membaik seperti dahulu lagi. Hubungan saya dengan orang terdekat saya
bisa membaik, begitu pula dengan progres skripsi, dan persyaratan saya untuk
masuk ke perusahaan tempat saya untuk melakukan penelitian. Di minggu ini pula
orang terdekat saya akan melakukan sidang skripsinya, semoga segalanya lancar,
aku selalu berdoa untukmu, tunggu aku di depanmu nanti. Sukses untuk hari kamis
ini, aku akan mendampingimu, dan berikan support terbaik bagimu :)
In my sweet room, Bekasi
semangat maliaa haha
ReplyDelete*huhulalalalilili
iyaaa, makasih niniiiiis, kangen banget iiih :)
Delete